Flo duduk di balkon sore itu.
Kuliahnya hari ini selesai lebih cepat dari yang dia kira, karena dosen Gender
Studiesnya tiba-tiba mendadak ijin tidak mengajar karena sakit. Padahal Flo
ingat banget betapa kemarin si dosen masih bisa marah-marah luamaaaa banget
dari Sabang sampai Merauke ke dia gara-gara presentasi mid semesternya yang
kacau.
Flo menghirup kopi creamernya yang
wanginya bahkan lebih ampuh menghilangkan stress daripada menonton Runningman
sembari menikmati pemandangan sore dari balkon kamarnya. Indri-teman
sekamarnya-menghampirinya dengan heran.
“Loe kok masih di sini, Flo?”
tanyanya sambil mengikat rambut keritingnya yang lebat, duduk di depan Flo,
menyambar kopi di tangan Flo dan menyeruputnya. “Hahhhhhh enaaakkkkkk…” serunya
sambil mengusap sisa kopi di ujung bibirnya.
“Hih, nih anak kebiasaan deh…”seru Flo
jengkel.
“Hehe”Indri tersenyum, dan tanpa
rasa bersalah menyodorkan kembali kopi itu ke si empunya. “Heh, loe kok masih
disini sih?”ulangnya lagi.
“Emangnya kenapa?”Tanya Flo cuek.
Dahi Indri berkerut bingung, “Loe
bukannya ada acara sama temen-temen SMA loe?”
“Oh Ya Ampunnnn….”Seru Flo sambil
menepok jidatnya. “Gw hampir aja lupa…. Udah jam berapa nih Ndri?”
“Entahlah, “jawab Indri cuek sambil
menyeruput kopi Flo lagi.
“Ah.. elo!”seru Flo jengkel sambil
lari ke kamarnya mengecek jam dinding di kamarnya yang saat itu menunjukkan
pukul 16.50. “Ya ampuunnnn…”serunya kaget, “udah jam segini….. “
Flo tanpa berpikir langsung
meluncur ke kamarnya, menyambar handuk di gantungan, lalu bergegas lari ke
kamar mandi bersama di sebelah kamar kostnya. Tapi begitu dia akan membuka
pintu kamar mandi, pintunya terkunci dan dia mendengar Asa yang sedang
bernyanyi-nyanyi manjah di kamar mandi.
“SAAAAAAAA!!!!!”teriak Flo jengkel,
“ASAAAAAA cepetan donk!!!!!! GANTIAANNNNN!!! Gw buru-buru nih!!!” Flo
menggedor-nggedor pintu kamar mandi kesal hingga akhirnya Asa berhenti
bernyanyi dan berusaha mendengarkan dengan baik dari balik pintu-memastikan,
siapa yang mengganggu mandi cantiknya barusan.
“SAAAAAA!!!!
CEPETAANNNNNN!!!!”teriak Flo lagi sambil kembali menggedor-gedor pintu kamar
mandi dengan kesal.
“Apaan sih Han… baru mandi ini
jugaa….”Jawab Asa cuek lalu kembali melanjutkan konser mininya di kamar mandi
tanpa mempedulikan Flo yang menggerutu marah. Flo menghentakkan kakinya
jengkel, melempar handuknya ke tempat
tidurnya, lalu kembali menghampiri Indri di balkon.
Indri yang melihat muka kesal Flo
tersenyum, “Siapa yang mandi?”
“Asa” jawab Flo singkat.
Indri tertawa, lalu berkata, “yah
tunggu aja setengah jam lagi….”
Flo tambah merengut mendengarnya.
“Lagian ngapain aja sih dari tadi?
Mentang-mentang nggak ada kuliah trus g mandi seharian gitu?”Tanya Indri
jengkel sendiri melihat sahabatnya itu. Dia tau banget Flo g bakalan mandi seharian
kalau nggak ada kuliah atau mw hang-out sama teman-temannya. Mandi sehari
sekali itu sudah cukup buat dia.
“Males ah…. Nggak punya pacar ini
juga…”jawab Flo cuek.
“hahhhhh… selalu aja. Ya udah
ketemu sama temen-temen loe nya g usah mandi ajah. Toh sama aja kan?”
“Enak aja…”seru Flo keberatan.
“Lagian buat apa juga mandi? Temen
loe juga g bakalan tau dan peduli loe udah mandi apa belum?”kata Indri sambil
ketawa.
“Ini temen-temen SMA Indri….
Temen-temen SMA!!!”sergah Flo sambil menekankan kata-kata SMA-nya.
“Trus kenapa emangnya sama
temen-temen SMA loe?”
“Loe kan tau betapa cupunya gw
waktu SMA. Sekarang gw mw buktiin ke mereka betapa gw udah sangat berubah…”kata
Flo lantang dengan wajah berseri-seri.
Indri memandang sahabatnya itu. Tersenyum.
Walaupun dia baru kenal Flo ketika awal kuliah dan mereka kebetulan sekamar
lalu sahabatan sejak saat itu, Indri tau banget seberapa besar perjuangan Flo
supaya bisa menjadi seperti sekarang ini. Flo yang sekarang memang jauh berbeda
dengan Flo ketika awal kuliah dulu. Flo yang dulu tomboy, cuek masalah
penampilan, rambut bak kaum EMO gagal, item dan dekil sekarang sudah berubah
menjadi wanita yang sangat cantik, dengan rambut lembut panjang tergerai dan
berkilau bak iklan shampoo, kulit yang sedikit demi sedikit memutih, dan tentu
saja sapuan makeup yang tidak pernah lepas dari wajahnya membuatnya menjadi
semakin menarik di mata pria. Kalau diingat-ingat lagi, Indri bahkan sebel
kalau keluar hangout sama dia, karena semua cowok pasti minta kenalan ke dia.
Nah gw? Seru Indri sebel waktu itu.
“Sangat berubah?Iya, kecuali
kebiasaan males mandinya kali ya?” Kata Indri cuek sambil berlalu pergi
meninggalkan Flo di Balkon.
“Indriiiiiiii…”Teriak Flo jengkel.
“Awas loe ya! Iya iya mandi nih, gw mandiiii.. Puas?????” Katanya sambil
berlari kekamar mandi. Kebetulan Asa baru saja keluar dari kamar mandi dengan
santainya.
*****
Sudah hampir 1 jam lebih dari waktu
yang sudah ditetapkan, tapi hanya 5
orang saja yang terlihat mengobrol seru di Le Peach Café-Kafe favorit Flo
karena rasa kopinya yang tiada duanya. Flo duduk dan tertawa seru bersama
Bella, Ita, Fella dan Nicko sementara itu terlihat banget betapa canggungnya
dia ketika mengobrol dengan Aji yang duduk di depannya sambil memandangnya
serius. Kenapa? Well, Aji adalah mantan pacar Flo ketika SMA. Walaupun mereka
dulu officially hanya berpacaran selama 1,5 bulan, tapi bagi Aji pacaran dengan
Flo saat itu sangatlah berkesan karena Flo adalah ciuman pertamanya. Nggak
heran betapa canggungnya mereka sekarang. Apalagi, 2 tahun yang lalu Aji ngotot
pengen balikan sama Flo, yang langsung ditolak mentah-mentah olehnya karena
bagi Flo pacaran dengan Aji adalah sebuah kesalahan besar. Yah, walaupun mereka
akhirnya berciuman, tapi saat itu Flo menerima Aji karena kasihan padanya yang
nggak lelah mengejar-ngejar dia terus.
“Aku nggak nyangka bisa bertemu
kamu lagi, Flo…”kata Aji lembut. Binar-binar kebahagiaan benar-benar terpancar
di wajahnya. “Terakhir ketemu 2 tahun yang lalu, kamu masih cowok banget.
Sekarang… Kamu benar-benar berubah… Cantik…”katanya lagi tanpa sekalipun
melepaskan pandangan terpesonanya dari Flo.
Flo tersenyum canggung tanpa tau
harus berkata apa sementara teman-temannya yang lain sudah mulai menyoraki dia.
“Ini yang lain pada kemana sih?”kata Flo berusaha mengalihkan pembicaraan.
“Udah 1 jam lho…. Masa Cuma berlima ini?”katanya lagi sambil mengecek jam
tangannya.
“Tauk…”jawab Ita sambil menyeruput
Frappuccinonya, “Kalo mereka nggak dateng-dateng nih, bisa-bisa waktu kita
habis cuma buat nungguin mereka. Nggak ada kabar lagi…”
“Mungkin mereka telat…”Nicko
berusaha positif thinking, “bentar ku WA sekali lagi…” katanya kemudian
mengambil Smartphonenya dan mulai mengirimkan pesan ke teman-teman yang lain di
Grup WA SMA.
Tapi
belum juga Nicko selesai mengirimkan pesan ke Grup WA, beberapa rombongan orang
datang menghampiri mereka; Dani, Byan, Ayu, Dharpo, Ari, Christian, dan Chika.
Mereka dengan gembira langsung ramai saling berpelukan, bersalaman dan tentu
saja menanyakan kabar. Duduk berjejer dan berhadapan, mereka sibuk bertanya
kabar masing-masing sampai lupa untuk memesan minuman dan makanan sampai
akhirnya diingatkan oleh waitress café yang dengan anehnya datang mendekat ke
keramaian tersebut tanpa dipanggil. Mungkin dia tahu kalau mereka butuh memesan
beberapa makanan lagi.
Saat
semua orang sedang asyik memesan, tiba-tiba seorang pria berkacamata berjalan
kea rah mereka dengan senyum lebar yang sangat mempesona.
“Rassyaaaaa!!!!!!”Seru
Dharpo senang melihat sahabat baiknya sejak kelas 1 SMP itu muncul di
hadapannya. “Gimana kabar loe, Bro? Udah lama banget…”Tanya Dharpo lagi sambil
menyalami dan memeluk Rassya dengan antusias.
“Wohooo…
baik gw…”jawab Rassya sambil membalas pelukan sahabat lamanya itu. “ Loe gimana
Dhar? Sombong loe mentang-mentang udah jadi mahasiswa kedokteran udah g mau
lagi maen ke tempat gw…”katanya lagi sambil menyalami teman-temannya yang lain.
“Wahahahaha…
bukan gitu, Bro…”Elak Dharpo sambil menggeser tempat duduknya biar Rassya bisa
dudukdi sebelahnya, “Lagi sibuk banget nih… Diperes tiap hari di kampus…
Sini-sini duduk sebelah gw.”
“Ah
gaya loe sibuk-sibuk. Diperes, emang cucian?”kata Rassya ngakak diikuti derai
tawa teman-teman yang lain.
“Hai
Flo, apa kabar?”sapa Rassya ke Flo sambil menyalaminya.
Flo tersenyum
sambil membalas jabatan tangannya, “Baik, Ssya…”
Rassya
kemudian duduk di sebelah Dharpo yang sudah sangat antusias sekali ingin
mengobrol lama dengan sahabat lama yang sudah lama tidak pernah ditemuinya itu
walaupun sebenernya mereka kuliah di kampus yang sama, namun hanya berbeda
jurusan; Dharpo adalah mahasiswa Kedokteran di Universitas Duta Bangsa,
sementara Rassya adalah mahasiswa Teknik Sipil di Universitas yang sama juga.
Tidak
beberapa lama, teman-teman Flo yang lain datang dan mulai meramaikan café itu.
Derai tawa dan ejekan tidak berhenti terdengar dari dalam café. Yah begitulah
kalau sudah berkumpul dengan teman-teman SMP atau SMA setelah lama tidak bertemu,
pasti isinya saling ejek dan bully. Tapi itu membuat nostalgia jaman sekolah
benar-benar membuat kangen siapapun kan? J
Setelah
hampir 3 jam mereka memenuhi café, dengan perut yang sudah kenyang, mereka pun
tidak lupa untuk mengabadikan kebersamaan mereka dengan selfie dan wefie yang
ngga ada abisnya. Sementara Flo yang tidak begitu tertarik untuk ikutan narsis
lebih memilih mojok memisahkan diri dari teman-temannya, sambil mainan game di
hapenya.
“Loe
ngga ikutan foto?”Tanya Rassya tiba-tiba duduk di sebelah Flo.
Flo
yang gelagapan langsung matiin hapenya sambil reflek menggeser tubuhnya sedikit
biar ngga terlalu dempet Rassya, “Males ah…”jawabnya singkat.
“Kenapa?”
Tanya Rassya heran. “Biasanya kan cewek paling doyan selfie tuh…”
“Ya lagi
males aja…”jawab Flo keki. “Nah loe sendiri kenapa ngga ikutan foto?”
“Males
juga…”Jawab Rassya singkat sambil ngeluarin hapenya dari saku celananya.
Sedetik kemudian, Byan ikutan duduk di sebelah
Flo sambil ngomel-ngomel, “Duh, apaan dari tadi wefie muka guwe Cuma keliatan
separuh doang…”
Flo yang mendengar perkataan Byan
itu sontak ngakak, “Loe sih, jadi orang tinggi bener…” ejek Flo. Gimana ngga
keliatan separuh coba, nah Byan aja tingginya hampir 2 meter. Pasti susah deh
nyari angle yang tepat buat foto.
“Ah rese loe…”kata Byan sambil
ngelempar bantal sofa kea rah Flo yang ngga henti-hentinya ngakak. “Hai Ssya…
Apa kabar?”tanyanya kemudian ketika melihat Rassya di sebelah Flo.
“Baik By…”Jawab Rassya tersenyum
sekilas.
“Eh, loe kuliah di UDB (Universitas
Duta Bangsa) ya? Jurusan apa?”Tanya Byan lagi mencoba ramah.
“Iya.. Gw Sipil…”Jawab Rassya
singkat. “Elo?”
“Gw akutansi. Loe masih tinggal di
Joyogrand ya? Gw denger dari Dharpo katanya loe ngontrak di sana sama
temen-temen kuliah loe…”
“Iya…” jawab Rassya irit. “Eh, gw
boleh minta nomor hape loe By biar kalo ada apa-apa gw bisa kontak elo?”Tanya Rassya
tiba-tiba.
“Eh, nomor hape guwe ada kok di
grup WA SMA… cari aja!”jawab Byan singkat.
“Oh ok ok… Kalo nomor hape loe Flo?”ganti sekarang Rassya
bertanya ke Flo yang dari tadi cuma diem ngeliat mereka ngobrol. “Loe kayaknya
ngga ikut grup WA SMA ya?”
“hehe iya… gw left. Abis berisik
hape gw bunyi trus… udah gitu lemot banget lagi…”jawab Flo sambil nyengir.
“Nah trus loe tau acara ini dari
mana kalo ngga dari WA?” Tanya Byan heran.
“Anak-anak kan juga ngepost di
Facebook, trus gw juga di-tag. Lina juga ngasih tau gw… hihi”
“Oh… “jawab Byan singkat.
“Trus mana nomor hape loe” Tanya Rassya
lagi.
“Oh iya, nomor hape gw 0857…360…210…17”Flo
mengeja nomor hapenya. “Nomor loe berapa? Biar gw simpen sekalian… “ Flo
mengeluarkan hapenya siap-siap mengetik nomor hape Rassya. Rassya pun
memberikan nomor hapenya ke Flo yang kemudian dia simpan sambil tersenyum. “Thanks…”
Begitulah pertemuannya kembali
dengan Rassya… So smooth, ngga ada pikiran aneh-aneh, Flo langsung pulang ke
rumah setelah teman-temannya capek berselfie dan berwefie ria, dan langsung
tidur begitu melihat kasur karena jam dinding pink di kamarnya udah menunjukkan
waktu tengah malam, sementara keesokan harinya dia harus kuliah Translation
yang menjengkelkan.
Dia langsung tertidur di tempat
tidurnya saking capeknya, sampai tidak sadar beberapa saat setelah dia tertidur
hapenya berbunyi dan ada WA masuk. Nama yang tidak disangka-sangka muncul di layaer
hapenya dengan isi pesan singkat yang nantinya membuat Flo benar-benar bengong
ngga percaya seharian.
RASSYA
- Udah nyampek rumah? -
******
Komentar
Posting Komentar